A. Rekonstrusi
pertama
Jika dilihat dari beberapa penyebab kondisi kemunduran organisasi ini, sebenarnya hanya ada 2 penyebab pokok mengapa organisasi ini tidak berkembang, yaitu:
Jika dilihat dari beberapa penyebab kondisi kemunduran organisasi ini, sebenarnya hanya ada 2 penyebab pokok mengapa organisasi ini tidak berkembang, yaitu:
a) Ketidakmampuan
anggota untuk menciptakan proker.
b)
Tidak efektifnya
anggota dalam menjalankan proker.
Solusi kedua masalah pokok diatas, dijabarkan dalam tulisan dibawah ini.
Solusi bagi masalah yang pertama:
Solusi kedua masalah pokok diatas, dijabarkan dalam tulisan dibawah ini.
Solusi bagi masalah yang pertama:
a) Anggota
harus terlebih dahulu paham arti visi, misi, dan tujuan organisasi
b) Pengembangan
visi, misi, dan tujuan organisasi menjadi sebuah proker divisi, yang sesuai
dengan perkembangan zaman dan dapat berfungsi secara optimal. Metode
pengembangan merujuk pada kegiatan ormas islam secara umum dan berdasarkan
kreativitas anggota.
c) Mengumpulkan
program kerja rohis lainnya dari berbagai sumber, kemudian memilah antara
proker kecil dan besar yang cocok.
d)
Pengembangan proker
dari kecil ke besar.
Perlu diketahui,
program kerja yang direncanakan harus sesuai dengan visi misi dan AD/ART
organisasi. Ketidaksesuaian program kerja mengakibatkan kegiatan menjadi kurang
efektif untuk kegiatan dakwah. Selain itu, rencana program kerja juga harus
memperhatikan kebutuhan dan minat siswa akan pembelajaran agama Islam, agar
sasaran dakwah sesuai dengan yang diharapkan.
Solusi bagi masalah
kedua:
Keefektifan anggota
dalam menjalankan setiap tugasnya diatasi dengan pemahaman menyeluruh setiap
anggota mengenai tugasnya masing-masing. Tak cukup hanya dengan sebatas
pemberitahuan lisan, namun juga harus berwujud sebuah tulisan.
Solusinya yaitu membuat
sebuah ‘Manual Book’, yaitu buku yang menerangkan bagaimana cara kerja
organisasi dalam menjalankan tugas sesuai jabatannya masing-masing. Detail
kerja organisasi dibahas dalam buku ini, agar anggota tak hanya paham akan
tugasnya sendiri, namun juga paham akan tugas antar anggota secara menyeluruh.
Sedikit kami jabarkan mengenai tugas setiap jabatan, sebagai contoh:
a. Ketua
: Memimpin dan mengorganisasikan para pengurus lainnya dalam memimpin tugasnya
sehingga mereka tetap berada pada tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b. Sekretaris
: Melaksanakan fungsi kesekretariatan, seperti membuat undangan, mencatat
agenda dan hasil rapat, membuat laporan organisasi, membuat proposal kegiatan
yang akan dilaksanakan, dsb.
c. Bendahara
: Bertanggungjawab terhadap pengaturan, pemeliharaan, dan pengelolaan harta
kekayaan organisasi baik berupa uang maupun barang.
d. Divisi-divisi
khusus :
·
Tabligh : Divisi
Tabligh dan keorganisasian adalah divisi sentral rohis yang berfokus pada
bidang penyebaran dan penegakan dakwah islamiyah organisasi.
· Humas : Menjembatani
antara Rohis Firman dengan warga sekolah, atau dengan instansi terkait yang
berkepentingan.
·
Sarpras : Mengatur,
menjaga, dan merawat sarana dan prasarana masjid, serta engadakan perbaikan,
renovasi, dan mengupayakan penambahan fasilitas masjid.
· Pusbit : Merupakan
singkatan dari pustakawan bidang dan penerbitan, guna menyediakan sarana untuk
syiar islam seperti buku-buku agama, mading islami, dan buletin islami.
·
Kenisaan :
Merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan dakwah khusus remaja puteri.
Setelah mengetahui mengenai sedikit rekonstruksi organisasi ini, maka dalam artikel terkait akan dijelaskan tentang cara menjalankan organisasi hanya dengan sedikit orang.
B.
Rekonstruksi Kedua
Rekonstruksi berikutnya
adalah pembedahan mengenai visi, misi, dan tujuan organisasi. Implementasi
pembedahan visi misi berdasarkan AD/ART yang menjadi landasan dasar organisasi
berdiri, yang selanjutnya diwujudkan dalam beberapa program kerja.
Hal yang perlu kita
perhatikan dalam pembedahan visi misi adalah arah gerak organisasi, cara
bergerak, dan hasil yang ingin diraih. Visi misi merupakan cerminan AD/ART,
seperti yang tercantum dalam pasal 7 dan 8 yang berbunyi : # (AD/ART pasal 7
dan 8). Hasil analisis dapat
dilihat dari hubungan antara pasal AD/ART tersebut dengan makna visi misi.
Setelah dihubungkan, deskripsikan kesimpulan dari hubungan tersebut maka akan
kita dapatkan sebuah hasil analisis.
Selanjutnya, pembuatan
program kerja keagamaan berdasarkan visi misi dan AD/ART. Mempertimbangkan kemajuan zaman, filterisasi
program kerja rohis organisasi lain dapat digunakan, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Referensi mengenai program kerja dapat dilihat di (Laman
INI), dengan divisi yang berbeda nama, tapi sama fungsinya. Anda dapat
mencocokannya dengan program kerja organisasi rohis Anda. Setelah ditentukan
dan di filter, segmentasi pasar hendaknya dilakukan dengan meminta saran
beberapa warga sekolah dengan kegiatan yang telah direncanakan, contohnya (KLIk
Video).
Saran responden sangatlah diperlukan demi mensukseskan kegiatan yang hendak dilakukan, karena responden adalah sasaran utama setiap kegiatan.
Saran responden sangatlah diperlukan demi mensukseskan kegiatan yang hendak dilakukan, karena responden adalah sasaran utama setiap kegiatan.
Dalam membuat
dan menentukan program kerja, kebijakan sekolah sangat berpengaruh besar,
karena dukungan utama adalah sekolah. Saran-saran dari kepala sekolah dan
Pembina organisasi menjadi tolak ukur kegiatan yang direncanakan, apakah
kegiatan ini efektif atau tidak untuk dilakukan.
Tak lupa pula,
pengemasan program kerja tak kalah penting dilakukan untuk menarik minat warga
sekolah untuk mengikutinya. Gambaran sistematisnya akan dijelaskan dalam
artikel terkait. Pengemasan program kerja mencakup semua sistem acara
berjalan. Ribuan metode dapat Anda cari melalui internet, namun kreakifitas
Anda sendiri akan lebih baik dalam pengemasan suatu acara.
Artikel terkait sambungan pertama : Rekonstruksi Organisasi Rohis Firman
Artikel terkait sambungan pertama : Rekonstruksi Organisasi Rohis Firman